Poker Online
IDNTOGEL
idnsports
Togel Online

TETANGGA KU YANG HAUS SEX


Kejadian ini terjadi sekitar tahun 2005, Rumah kost yang ku tempati hanya terisi dua kamar, satu untukku dan sebelahnya lagi keluarga Mas Tarno yang berasal dari Yogyakarta. Mas Tarno berumur 2 tahun ke atas jadi waktu itu sekitar 26 tahun. Istrinya bernama Nita seumuran denganku. Nita orangnya manis putih tinggi dan selalu bisa membuatku nafsu lalu dia sudah berkeluarga,

Mas Tarno adalah seorang penggangguran. Jadi untuk keperluan rumah tangga Nita-lah yang bekerja dari pagi sampai malam di sebuah Supermarket. Sering keluarga macam ini sering cek-cok. Nita mengganggap Mas Tarno meminta orangnya hanya meminta duit untuk membeli rokok.

Mas Tarno pun sering membalas omelan-omelan Nita dengan tamparan dan tendangan yang dilakukan didepan kambing. Aku sendiri tidak betah melihat pertengkaran itu. Suatu saat, Mas Tarno dapat bekerja sebagai ABK dan harus pergi ke tempat yang cukup lama. Nita senangnya bukan main mendengarkannya.

Pada malam itu, aku ngobrol dengan Nita dikamarnya sambil nonton TV. Si Rara muter-muter sambil bermain maklum berumur segitu masih lucu- cucunya. “Sekarang sepi ya, Nit… .nggak ada Mas Tarno.” Kataku “Lebih baik gini, Ted. Enakan kalo Mas Tarno nggak ada. ”Keluh Nita kepadaku. "Emangnya Kenapa?" Tannyaku. “Mas Tarno tuh kerja nggak kerja tetep nyusahin. masuk akal kan saya minta duit ke Mas Tarno? Aku kan tahu. Eh, Dianya marah-marah. Besoknya aku juga diomelin ama ibu mertuaku. Katanya aku bisa meminta duitnya dulu biar bisa buat nabung. Gombal !!! Aku nggak percaya Mas Tarno bisa nabung !!! ”Dia jawab dengan marah- marah. "Sabar ya ..." Aku berusaha meminta izin Rara dan meminta bobo '. “Seandainya Mas Tedy yang jadi suamiku mungkin tidak akan merana. Mas Tedy dapat bekerja tetap dan bekerja besar di samping rumahku, Mas Tarno hanya pekerja kasar di kapal itupun baru sebelumnya penggangguran. ”Keluhnya. "Udah ... jangan berandai- andai ... .biarkan hidup mengalir saja." Jawabku sekenanya.

“Mas,… .. Tiba-tiba Nita duduk disebelahku mengapit tanganku dan menyandarkan memakai. Aku sungguh terkejut. Aku Tahu Nita butuh kasih sayang, butuh belaian, butuh perhatian. Bukan tendangan dan tamparan. Aku balas dia dengan pelukan di bahunya. Sayang sekali Wanita semanis Nita disia-siakan oleh laki-laki. Tapi aku juga laki-laki normal punya nafsu terhadap wanita. Hanya kesempatan saya untuk mengerjai Nanti lebih lanjut ibu kostku sedang menjenguk rumah tangga di Surabaya selama seminggu dan baru berangkat kemarin malam dan Mas Rano dapat bekerja di Shift malam di sebuah Mall. Yuhuyyy… akhirnya kesempatan itu tiba !!!

Kutoleh Nita yang saat ini sedang memakai daster, tanpa basa aku langsung merengkuh tubuh Nita yang montok itu ke pelukanku dan langsung kucium bibirnya yang tebal itu. Nita memeluk tubuhku erat-erat, Nita sangat pandai memainkan lidahnya, merasakan hangat sekali kompilasi lidahnya menyelusup antar bibirku. Tanganku asyik meremas susu Nita yang tidak dapat digunakan tapi kencang, pentilnya kupelintir membuat Nita memejamkan perubahan karena geli. Dengan sigap aku menarik daster Nita, dan ternyata Nita sudah tak perlu apa apa dibalik dasternya itu, ternyata Nita memang sudah berhasilnya tanpa sepengetahuanku. Tubuh Nita benar-benar aduhai dan ganti seleraku, ganti semampai, putih dengan susu yang pas ditambah dengan ukuran ditambah vagina yang tak berbulu mencembung. “Eh gimana kalo si Rara bangun?” Tanyaku. “Tenang aja Mas Tedy, susu yang diminum Rara tadi dah aku campurin CTM.” Jawabnya dengan gaya yang manja. Benar-benar Persiapan yang sempurna.

Ketika kubentangkan bibir vaginanya, itu berarti biji salak yang langsung menonjol keluar. kompilasi kusentuh dengan lidahku, Nita langsung menjerit lirih. Aku langsung mencopot baju dan celanaku jadi penisku yang sepanjang 12 cm langsung mengangguk angguk bebas. Saat kudekatkan penisku ke wajah Nita, dengan sigap pula Nita menggenggamnya dan kemudian mengulumnya. Kulihat bibir Nita yang tebal itu membentuk huruf O karena penisku yang berdiameter 3 cm itu hampir sepenuhnya memadati bibir mungilnya, Nita malah sengaja memamerkan kulumannya, karena sambil mengulum penisku ia berkali-kali melirik kearahku.


Aku hanya bisa menyeringai keenakan dengan servis Nita ini. Mungkin posisiku kurang tepat bagi Nita yang sudah berbaring itu sementara aku masih berdiri disampingnya, maka Nita melepaskan kulumannya dan menyuruhku berbaring disebelahnya. Setelah aku berbaring dengan agak tergesa Nita merentangkan kedua kakiku dan mulai lagi menjilati bagian peka disekeliling penisku, semuanya dijilatinya, bahkan Nita dengan telaten menjilati penisku yang membuatku benar-benar blingsatan. Aku hanya bisa meremas remas susu Nita dan membelai vaginanya dengan jariku. Aku sudah tak tahan dengan kelihaian Nita ini, kusuruh dia berhenti tetapi Nita tak memperdulikanku malahan ia makin lincah mengeluar mmemasukkan penisku ke dalam mulutnya yang hangat itu.

Tanpa dapat mencegah lagi air maniku menyembur keluar yang menantang Nita dengan pijatan pijatan lembut dibatang penisku seakan dia ingin memeras air maniku agar keluar sampai tuntas. Ketika Nita siap ketika air maniku sudah habis semua, dengan perlahan dia melepaskan kulumannya, sambil tersenyum manis ia melirik kearahku. Kulihat ditepi bibirnya ada sisa air maniku yang masih menempel dibibirnya, sementara yang lain rupanya sudah habis ditelan oleh Nita. Nita langsung berbaring disampingku dan berbisik "Mas Tedy diam saja ya, biar aku yang memuaskan Mas!" Aku tersenyum sambil menciumi bibirnya yang masih berlepotan air maniku sendiri itu. Dengan tubuh telanjang bulat Nita mulai memijat badanku yang memang jadi agak loyo juga setelah tegang untuk beberapa waktu itu, pijatan Nita benar-benar nyaman, termasuk kompilasi mulai mengurut penisku yang setengah ngaceng, tanpa dihisap atau diapa apakan, penisku ngaceng lagi, mungkin karena memang karena aku masih kepengen utama beberapa kali lagi maka nafsuku masih bergelora.

Aku juga mulai melihat susu Nita yang pentilnya masih kaku itu, mudah kompilasi kuraba vaginanya ternyata itilnya juga masih membengkak menandakan kalau Nita juga masih bernafsu hanya bisa tampil dengan mudah kalem. Melihat penisku yang sudah tegak itu, Nita langsung mengangkangi aku dan menepatkan penisku di seluruh bibir vaginanya, kemudian perlahan-lahan ia akan menang, akhirnya penisku habis ditelan vaginanya itu. Setelah penisku habis ditelan vaginanya, aku memutuskan untuk menaik turunkan pantatnya, dia membalikkan pantatnya perlahan sambil menyelesaikan selesai, aku merasakan ujung penisku membuka dinding empuk yang pecahanya leher rahim Nita.

Setiap kali Nita menahan pantatnya, aku menggelinjang menahan rasa geli yang sangat terasa diujung penisku itu. Selesai membuktikan Nita membuktikan jika Nita memang kontol bersetubuh, penisku terasa seperti diremas remas sambil dihisap hisap oleh dinding vagina Nita. Hebatnya vagina Nita sama sekali tidak becek, malahan terasa sah sekali, seolah olah Nita sama sekali tak terangsang oleh permainan ini. Sementara aku yakin seyakin yakinnya karena Nita juga sangat bernafsu, karena kulihat dari mem memukan, juga susu dan itilnya yang mengeras seperti batu itu.

Aku makin lama makin tahan dengan gerakan itu, kudorong ia bisa menindihinya tanpa perlu melepaskan jepitan vaginanya. Begitu posisiku sudah di atas, langsung kutarik penisku dan kutekan sedalam melalui vagina Nita. Nita menggigit bibirnya sambil memejamkan mata, selesai diangkat tinggi dan juga dipentangnya lebar lebar dengan penisku berhasil masuk kebagian yang paling dalam dari vagina Nita. Gerakanku sudah mulai tak teratur karena aku menahan rasa geli yang sudah memenuhi ujung penisku, sementara Nita sudah merintih rintih sambil menggigiti pundakku.

Mulutku mencium susu Nita dan menghisap pentilnya yang kaku itu, kompilasi Nita memintaku untuk menggigiti susunya, tanpa pikir panjang aku mulai menggigit daging empuk itu dengan penuh, Nita makin keras merintih rintih, kepalaku yang tertempel disusunya otomatis keras dan mudah buat aku tak bisa bernafas lagi, saat mencoba tanpa permisi lagi kurasakan vagina Nita mengejang dan menyemprotkan cairan hangat membasahi seluruh batang penisku. Ketika aku ingin menarik pantatku untuk memompa vaginanya, Nita dengan keras memegang pantatku agar terus menusuk bagian yang paling dalam dari vagina sementara pantatnya bergoyang terus di atas baju renang untuk menikmati kenikmatan. Dengan suara agak gemetar merasakan kenikmatannya, Nita menanyaiku apakah aku sudah keluar, kompilasi aku menggelengkan kepala, Nita menyuruhku mencabut penisku. Saat penisku kucabut, Nita langsung menjilati penisku jadi cairan lendir yang berhasil disitu menjadi bersih.

Penisku saat itu warnanya sudah merah padam dengan gagahnya dikonfirmasikan keatas dengan uratnya yang melingkar melingkar disekeliling batang penisnya. Nita sesekali menjilati ujung penisku dan juga buah pelirku. Ketika Nita melihat penisku sudah bersih dari lendir yang membuat licin itu, dia kembali menyuruhku memasukkan penisku. Aku menggigit bibirku terasa padat dan hangatnya vagina Nita, kompilasi penisku sudah menyelusup masuk sampai kepangkalnya, Nita menyuruhku memaju mundurkan penisku, aku mulai menggerakkan penisku dengan cepat. Hanya terasa ketatnya dindingvagina Nita menjepit batang penisku itu, terasa menjalar diseluruh batangnya bahkan terus menjalar hingga keujung kakiku. Benar-benar rasa nikmat yang luar biasa, baru beberapa kali menggerakkan penisku, aku dipindahkan karena aku kuatir jika air maniku memancar, rasanya sayang sekali jika kenikmatan itu harus segera lenyap. Nita menggigit pundakku kompilasi aku memindahkan gerakan itu, ia mendesah meminta agar aku mengembalikan permainanku.

Setelah kurasa agak tenang, aku mulai lagi menggerakkan penisku menyelaraskan vagina Nita itu, dasar sudah lama menahan rasa geli, tanpa dikomando lagi air maniku tiba tiba memancar dengan derasnya, aku melenguh cepat sekali lagi Nita juga mencengkeram pundakku. Aku jadi loyo setelah dua kali memuntahkan air mani yang aku yakin pasti sangat banyak. Tanpa tenaga lagi aku terguling disamping tubuh Nita, kulihat penisku yang masih setengah ngaceng itu berkilat oleh lendir yang membasahinya. Nita langsung bangun dari tempat tidur, dengan keluar bulat ia keluar mengambil udara dan melepaskannya penisku. Setelah itu, disuruhnya aku telungkup agar memudahkan dia memijatku, aku jadi tertidur, disamping karena memang lelah, pijatan Nita benar-benar enak, sambil memijat sesekali dia menggigiti punggungku dan menaikku.

Aku benar-benar puas menghadapi perempuan satu ini. Aku tertidur cukup lama, kompilasi terbangun badanku terasa segar sekali, karena selama aku tidur tadi Nita terus memijit tubuhku. Saat aku membalikkan tubuhku, ternyata Nita masih terlewatkan lagi, penisku mulai ngaceng lagi melihat tubuh Nita yang sintal itu, tanganku menang susunya dan kuremas dengan penuh, Nitapun mulai meremas remas penisku yang tegang itu. “Yuk kita ke kamar mandi” ajakku “Sapa takut… ..” Aku menarik tangan Nita keluar kamar sambil bugil tapi aku sempatkan menyambar 2 buah handuk kemudian berjalan mengendap masuk, takut ketahuan pergi ke rumah dan membuka pintu kamar mandinya dari dalam. "Nit ... kamu seksi banget .." desisku sambil mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum. Nita balas ciumanku dengan penuh kegembiraan, dan aku mendorong perjuangan ke dinding kamar mandi. Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya. Nita mendesah pelan. Ia menciumku semakin dalam. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat.

Aku Ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena sudah menghabiskan pagi. Nita mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Nita ke bak mandi. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu kemaluannya rapi sekali. Kujilati liangnya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat. Kumasukan dua jari tanganku ke dalam vaginanya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum menyetujui, tampak sangat menyukai apa yang kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam vaginanya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia semakin dibuka, diizinkan melakukan dengan leluasa. Semakin cepat menggosok klitorisnya, semakin cepat desahannya. Sampai-sampai saya khawatir akan tetangga sebelah rumah mendengarkan karena kamar mandi kamar mandi bersebelahan tepat dengan dinding rumhah tetangga.

Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati vaginanya. "Ahhh ... ahhh .... .Mas ... Arghhhh..uhhh .... .Maasss ...." ia mendesah-desah girang kompilasi lidahku yang meminta klitorisnya kuat2. Dan jari- jariku makin mengocok vaaginanya. Semenit kemudian, Nita benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat. Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yang tertutup, Ia duduk bersimpuh dan mengulum penisku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru tersisa saja, aku akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan rasa aneh di antara ngilu dan nikmat. Nita melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku. Ia bergerak- gerak sendiri mengocok penisku dengan penuh gairah. Dadanya naik dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kesulitan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat sekarang posisiku berdiri, dengan mengikat melingkar di pinggangku.

Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Nita tampak sangat menarik. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan putingnya agak keras. Ia melenguh, "Oh ... gitu Mas..gigit seperti itu ... aghhh ..." Kugigit dengan lebih keras menempatkan kirinya, dan kurasakan sedikit di lidahku. Tapi menerima Nita semakin terangsang.Penisku terus memompa liangnya dengan cepat, dan kurasakan liangnya semakin menyempit ... Penisku keluar masuk liangnya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Nita merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang bisa dicari. mulutnya dengan sebelah tangannku. "Ah Maass ... Ehmm ... Arghh ... Arghhh ... Ohhhhh uhhhhhh ..."

Karena aku masih belum keluar, aku mencabut penisku dari liangnya yang mengeluarkan cairannya, dan membalikannya menghadap toilet. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Nita tampak mengerti maksudku,ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk penisku ke liangnya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak- acakan. Aku mulai memompa liangnya dengan pelan, lalu semakin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. Penisku semakin cepat menusuk2 liangnya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku pindah-pindah, kadang-kadang mengusap- ngusap klitorisnya dengan cepat. Badan Nita naik sesuai irama kocokanku, dan penisku semakin tegang dan terus menghantam liangnya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena berbalik menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat.

Penisku terasa makin becek oleh cairan liangnya. "Nita..aku juga mau keluar nih ...." "oh tahan dulu ... terima kasih aku .... penismu .... .tahan !!!! “Nita langsung membalikkan, dan mencaplok penisku dengan rakus. Ia mengulumnya naik dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya. "ArGGGhhhh !! Oh ya !! ”Erangku tertahan. Nita menyedot penisku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung penisku, tetapi ia tidak peduli, tangan kirinya kesulitan pelirku dan kanannya mengocok penisku dengan gerakan makin pelan.

Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Nita berlutut dan menjilati seluruh penisku dengan rakus. Setelah Nita menjilat bersih penisku, ia memakaikan handukku, lalu memakai handuknya sendiri. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu dibuka. Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang. Setelah kejadian itu aku sama Nita semakin gila-gilaan dalam bermain seks sampai dengan ibu kosku kembali dari Surabaya seharusnya aku bisa menyelesaikannya di malam hari.
0 Komentar untuk "TETANGGA KU YANG HAUS SEX"

Back To Top