Sebelumnya saya tidak peduli sebab hobiku untuk tidur di bus benar-benar kuat tetapi hobi itu musnah saat itu juga saat cewek berhijab di sebelahku menarik tas dipangkuannya untuk mengambil hp-nya yg berdering. Sepasang paha montok tercetak jelas dari rok biru tua yang ketat yang dipakainya.
Panorama itu lumayan menarik hingga menggugah seleraku jadi bangun. Saya lalu cari tahu bagaimana mencari pembicaraan. Kelihatannya telah alamnya saat kita kepepet sering ada inspirasi yg keluar. Waktu itu setelah ia usai menelefon mendadak mulutku telah melaju perkataan, "Wachhh ... hobinya sama pula yach!". Sesaat ia memandangku bingung, mungkin berpikir orang ini sok akrab sekali sih. ”Hobi apaan?” Tanyanya. "Itu nitip absen", sahutku juga ia ketawa kecil. “Tau saja kamu. Fundamen tukang nguping ”, sahutnya.Pada akhirnya berbicara berguling.
Sepanjang pembicaraan saya tidak menanyakan nama, pekerjaan atau teleponnya, tetapi semakin banyak narasi lucu. Sampai kemudian ia ngomong "kamu lucu yach .., tidak kaya cowok yang laen." "Maksud kamu?" Tanyaku. "Percakapan mereka baru bercakap sesaat sudah nanya nama terus minta nomor telepon." Lalu kami sama-sama berteman. Wanita muda berhijab bernama Siti Fathiya, biasa dipanggil Tia. Percakapan terus bersambung sampai ia turun di Thamrin dan saya terus ke kota.
Sebelumnya saya tidak peduli sebab hobiku untuk tidur di bus benar-benar kuat tetapi hobi itu musnah saat itu juga saat cewek berhijab di sebelahku menarik tas dipangkuannya untuk mengambil hp-nya yg berdering. Sepasang paha montok tercetak jelas dari rok biru tua yang ketat yang dipakainya.
Panorama itu lumayan menarik hingga menggugah seleraku jadi bangun. Saya lalu cari tahu bagaimana mencari pembicaraan. Kelihatannya telah alamnya saat kita kepepet sering ada inspirasi yg keluar. Waktu itu setelah ia usai menelefon mendadak mulutku telah melaju perkataan, "Wachhh ... hobinya sama pula yach!". Sesaat ia memandangku bingung, mungkin berpikir orang ini sok akrab sekali sih. ”Hobi apaan?” Tanyanya. "Itu nitip absen", sahutku juga ia ketawa kecil. “Tau saja kamu. Fundamen tukang nguping ”, sahutnya.Pada akhirnya berbicara berguling.
Sepanjang pembicaraan saya tidak menanyakan nama, pekerjaan atau teleponnya, tetapi semakin banyak narasi lucu. Sampai kemudian ia ngomong "kamu lucu yach .., tidak kaya cowok yang laen." "Maksud kamu?" Tanyaku. "Percakapan mereka baru bercakap sesaat sudah nanya nama terus minta nomor telepon." Lalu kami sama-sama berteman. Wanita muda berhijab bernama Siti Fathiya, biasa dipanggil Tia. Percakapan terus bersambung sampai ia turun di Thamrin dan saya terus ke kota....
Sampai satu sore, dua bulan perjumpaan, kami janjian pulang bersama. Hari itu ia dikenakan jilbab merah muda dijahit dengan hem dan rok panjangnya. Sikap duduk kami telah akrab dan melekat. Serta Tia tidak sungkan mencubit saya setiap ia meredam tawa ataukah tidak tahan saya goda.
Seringkali saat ia mencubit saya tahan ditunda juga ia tampaknya muncul saat ini pada saat tanganku didirikan Aku tumpangkan di pahaaku dan aku elus-elus lengannya yang tertutup hem lengan panjangnya sekalian terus bercakap. Pada akhirnya ia sadar juga berbisik, “Wachh, kok kerasan sekali ngelus tanganku, entar lengan bajuku jadi kusut lho. "Habis permata ngeliat muka manis kamu, ditambah lagi bibir tipis kamu," sahutku sekalian nyengir. "Dasar edan kamu," tuturnya sekalian menyubit pahaku.Serrrrrr…, pahaku berhembus dan si junior langsung bergerak memanjang.
Saya melihat kursi sekelilingku memiliki tempat kosong yang membuat perjalanan di bus cukup remang-remang. Saya mengangkat tangan dengan nama saya dan kecup lembut kembali jarinya. Janda muda berhijab yang baru saja dilipat. Akhhhhh… sudah ada lampu hijau pikirku. Pada akhirnya saya lanjutkan ciuman pada kembali jarinya jadi gigitan kecil dan hisapan lembut serta kuat pada ujung jarinya. Nampaknya ia menikmati kesulitan hisapan di jarinya.
Mukanya yang terlihat jilbab itu terlihat sendu kelihatan cantik sekali. Serta pada akhirnya ia menyender ke samping pundakku. Saat bus masuk jalan tol, kegiatan kami bertambah. Tangan kananku telah menyeka payudaranya yang memiliki ukuran 36 B di luar baju merah mudanya.
Berasa padat dan kenyal. Lalu perlahan-lahan jemariku buka kancing kemejanya satu-satu dan menyelinap dalam BH kepunyaannya. Putingnya semakin lama semakin mengeras dan semakin lama semakin bertambah mili. Selain itu meluncurkan pun tidak tinggal diam mulai mengelus-ngelus penisku di luar. Sesudah beberapa saat kemudian, mendadak sikapnya menjadi pembohong sekaligus agresif.
Ia menarik ritsletingku dan terus merogoh serta meremas penisku yang telah tegang. Tanganku yang di dada ditarik juga diarah kan ke selangkangannya. Saya tidak bisa banyak memikirkan sebab tidak memberikan keuntungan hanya dengan mengelus paha di luar rok panjangnya saja. Kegiatan kami berhenti saat hampir tiba di Arah. Serta dengan nafas yang masih tersengal-sengal meredam birahi kami membereskan baju semasing. Turun dari bus saya katakan ingin anter ia sampai dekat tempat tinggalnya
Saya tahu kita akan melalui tepi jalan tol. Wilayah itu sepi dan saya telah merencanakan untuk mengalirkan hasratku di wilayah itu. Nampak janda muda berhijab itu memiliki keinginan yang sama. Saat berjalan, tangan kirikuku merangkul sekalian mengelus payudaranya di luar hem merah muda lengan panjang yang dipakainya.
Serta saat kita melalui jalan yang sepi itu diaktifkan kilat tangan saya mendapatkan disetujui yang dibalut jilbab merah muda mode modis dan langsung dicium serta melumat bibir minimnya itu. Secara cepat juga cewek berhijab itu menyongsong bibirku, mengatur serta menggabungkannya. Tangannya langsung berlaga turunkan, tetapi segera saya pakai rok pendek mode ketat kepunyaannya. Rrrretttttt… saya tarik kasar cdnya…, jariku langsung menyelusup masuk ke vaginanya berasa hangat dan licin. Rupanya ia benar-benar terangsang semenjak di bus barusan
. Ditengah-tengah gemuruh nafasnya Tia berdesah: “Ayo mas… masukin aja… aku kepengen sekali nech. Hhhhhh ... "" Sebentar sayang ", sahutku," Kita mencari tempat yang aman. "Aku menarik itu melalui pagar pengaman tol dan ditengah-tengah rimbun pohon saya senderkan ia juga menyukai rok panjang mode ketatnya itu sampai sepinggang adalah selanjutnya kuangkat kaki kanannya. Menyerahkan celana yang disediakan kusututkan di atas pake kakai kanan yang kuangkat agar celana kotor tidak dipasang di tanah.
Dengan bernafsu saya membuka celanaku juga megarahkan penisku ke vaginanya tetapi cukup susah juga. Pada akhirnya ia membimbing penisku masuk vaginanya. ? Emmhhh ...!?, Kepala janda muda berhijab merah muda itu mendongak sambil melenguh kompilasi ujung penisku mulai menembus dalam vaginanya. Mengagumkan, itu kenikmatan yang saya rasakan saat penisku mulai menyodok masuk vaginanya yang telah dibasahi cairan nafsu.
Ditengah tengah gemuruh mobil yang melewati jalan tol saya memompa pantatku dengan gerakan lambat dan menghentak saat sampai pangkal penisku. Tia menyongsong dengan menggigit pundakku setiap kali aku menghentak penisku masuk dalam vaginanya. "Ooochhhh ... auchhhh ... Masssss ... oochhh ...", desahnya. Birahi dan kemelut bersatu aduk dalam hatiku saat terdengar suara orang melewati jalan di belakang pagar. Namun, tempat kami cukup aman karena malamnya terlindung pohon yang cukup lebat.
Lebih bisa saja orang yang berjalan itu tidak berpikir ada manusia yang cukup edan untuk ber cinta di tepi jalan tol itu. "Gantian mas ... saya cape", tuturnya. Saya lalu duduk menyandar serta wanita muda berhijab merah muda itu menggenggam rok panjang yang kusingkap barusan berhasil tidak jatuh kebawah. Selanjutnya Tia mulai berjongkokumpul vaginanya.
Saat penisku kembali menyodok antara daging lembut vaginanya yang telah dilisin, sensasi itu kembali menimpa diriku. Sekalian menggenggam bahuku, dimulai dengan mengangkatnya juga menggerakkan pinggulnya dengan menggesek perlahan-lahan, maju mundur sekalian kadang-kadang memutar. Kesenangan itu kembali menimpa juga semakin tinggi intensitasnya saat saya menolong dengan kemenangan keatas pinggulku sekalian menarik kemenangannya. Desahan suaranya semakin keras setiap saat melepaskan kami bergesekan, "uchhhhh ... ssshhh ... uchhhhh ...". Mataku sendiri terpejam kenikmatan yang terbentuk dari pergeseran bulu kami sekalian terus menggerakkan pinggul menyeimbangi gerakannya. "Terus sayang ... mari terus", desahku. Keringat telah mengembalikan kita serta pergerakan kami telah mulai melambat tetapi desakan makin dinaikkan untuk menyeimbangi rasa nikmat yang menyebar disekujur badan kami dan terus bergerak menuju pinggul kami, bergabung dan berpusar di ujung kontak kami.
Berdenyut dan ujung penisku mulai siap meledak, sesaat wanita berhijab ini mulai mengklaim sekalian menjepitkan vaginanya lebih keras. “Hegghhhhhh… hhhegghhhh… heghhh… terus mas… sodok… sodok terussss… mas… yachhh… disitu… terus… terussss… ooocchhhhhh”, dengan desahan panjang sekalian mendongakkan pada yang terbungkus jilbab, Tia bisa dipermainkan dengan penis. . ? Mass ... mmhh ... oouuccchh ... ?, pekiknya ketahan Sambil tundukkan kepalanya Yang berhijab ITU ketika Sampai puncaknya.
Saya bebas bisa terdiam sekalian memeluk liburan menanti saya usai orgasme. Saat jepitannya Mulai mengendur Saya Langsung bereaksi melanjutkan rasa Yang Terlambat ITU, Tanpa ADA basa basi rasa nikmat ITU Mulai menerjang Kembali, Bergabung Serta meledak menyemburkan Cairan kenikmatanku Ke vaginanya. Saya sodokan penisku sekalian merebut pinggulnya sesaat kakiku mengejang menikmati saluran rasa yang menerjang keluar dari tubuhku itu.
Sesudah beristirahat beberapa Waktu Kami sama-sama Memandang ... PADA akhirnya Tersenyum Serta ketawa.”Kamu Memang bener-bener edan, tetapi jujur Saya Benar-Benar Suka PADA bercinta DENGAN semacam inisial. Saya tidak pernah senikmat ini bercinta. ”Akunya. “He .. he .. he .. sama donk”, Kataku Sekalian mengecup bibir sang janda muda berhijab Yang Tipis ITU Sesaat kemaluanku Mulai mengendur di vaginanya. Kemudian kami membereskan baju masing-masing sesuai janji melalui seks untuk hari-hari ini
0 Komentar untuk "BERHUBUNGAN DENGAN TETANGGA BERHIJAB"