Poker Online
IDNTOGEL
idnsports
Togel Online

SAHABAT PACARKU YANG LEGIT



Capek sekali rasa-rasanya sepanjang hari kerja, kudu pulang jam 6, untung dah punyai bini yang masih tetap sempat-sempatnya nyiapin makan ama kopi. Walau sebenarnya ia tentu lelah sepanjang hari kerja. Kemungkinan jam 8 kita berdua sudah tertidur. Lelah sekali melalui deh ML-nya.

Siang hari ini saya kok ngantuk sekali ya rasa-rasanya. Mumpung direksi pada lagi rapat, peluang nih saya pulang kerumah, tidur barang 1-2 jam sempatlah pikirku, langsung deh saya ngacir kerumah yang jaraknya hanya 15 menit dari kantor.

Sampai di rumah saya memang miliki kebiasaan masuk dengan ‘silent style' tetapi bukan ninja ya gan. Maklum wilayah tepian perlu cek dahulu, dibanding keduluan rampok, ditambah lagi kalau ada "Semacam Ryan" dapat ngacir nih nyawa.


Perlahan-lahan kubuka garasi rumah, "lho kok ada motor bini yach" walau sebenarnya kan ia barusan ke kantor, turunnya saja saling, cuti tidak. Kalau sakit tentu ia telepon saya, tidak kemungkinan berani pulang sendiri. Perasaan berprasangka buruk mulai ada, pengalaman selingkuhku malah mengganggu saya nih.

Garasiku memang langsung ke arah ruangan tengah, kulihat Tas biniku, ada di atas meja kerjaku, blazer kantornya terkapar di sofa, berbau asap rokok menyerang hidungku serta kulihat di atas meja masih menyala rokoknya serta kelihatannya barusan disedot.
Kontan darahku mendidih sampai ke ubun-ubun. Edan istriku yang kusayang, serta perhatian rupanya berselingkuh. Perasaan geram bersatu sakit hati membuat saya nyaris menyepak pintu kamarku.

"Mundur 7 cara, maju 7 cara" saya ingat satu buku filsafat cina yang pokoknya dapat menurunkan amarah. Emosiku pada akhirnya dapat teratasi, memang saya tidak mundur tetapi ambil nafas agar hatiku masih dingin. Saya cuma mundur langkah-langkah, ambil satu bangku bar yang lumayan tinggi.


Kubawa ke depan pintu kamarku, saya melihat terlebih dulu lewat ventilasi kamar tidurku. Tempat tidurku terhambat oleh dinding kamar mandi, cuma seperempat kasur saja yang nampak, serta disana cuma nampak sepasang kaki mulus istriku saja, "ah rupanya istriku sedang istirahat sendiri" saya cukup sedikit lega.

Sekejap saya diam serta punya niat ingin turun, tetapi mendadak ada satu kaki yang merayap naiki kaki istriku, kagetku membuat saya hampir melonjak dari bangku. Untung saya dapat bertahan serta terus kuperhatikan sepasang kaki yang lain itu. "mulus" lho kok?
Saya turun dari kursiku pelan-pelan kembalikan bangku itu ketempat sebelumnya, berjalan mengarah garasi, kuamati disana, sepatu lelaki yang ada cuma milikku. Serta beberapa sepatu wanita, yang saya sendiri tidak ingat dengan sepatu-sepatu istriku.

Saya jadi ingin tahu kudekati lagi kamar tidurku, mujur sekali saya tetap menjaga engsel pintuku yang rupanya tidak terkunci, karena tidak ada seseorang di rumah kami. Suara TV dikamarku menyamarkan bunyi handle pintu. Tempat tempat tidurku memang sedikit salah hingga bila pintu kamar terbuka tentu tidak terlihat dari arah kepala tempat tidur.

Saya berjalan perlahan-lahan seperti ninja telusuri dinding kamar mandi, serta stop sesudah saya dapat lihat bayangan tempat tidurku dari cermin rias. Saya kembali lagi kaget lihat badan istriku yang tidak memakai apa-apa lagi, sesaat diatasnya menindih seorang yang benar-benar saya mengenal, "teman dekat istriku" yang tempat curhatku kalau lagi geraman sama istriku.

Temannya sekantornya yang sejauh ini saya percayakan bila istriku ingin liburan keluar kota. Seorang yang saya sukai. Ia tetap membuntuti pikiranku yang terkadang ngeres tetapi sedang jemu dengan muka istriku. Turunan cina yang kulitnya sedikit semakin putih dari istriku. Sempat sekali cocok istriku sedang keluar kota dengannya saya meminta dipotretin ia kalau lagi tidur sama istriku, sayangnya sampat sekarang ini tidak sempat dituruti sama istriku.

Oke gan, Mey memang seorang wanita turunan cina, dengan muka yang cantik. Tingginya seukuran biniku, namun bokongnya yang padat telah cukup turun sebab telah punyai 2 anak. Kok dapat punyai anak ya walau sebenarnya kehidupannya dengan suami yang saya dengar dari narasi istriku sich biasa saja, malah cukup dingin, Mey seringkali iri dengan style kami yang masih tetap seperti orang pacaran. Tetapi ini hari saya tidak yakin kalau rupanya istriku serta Mey tidak cuma berteman tetapi jadi sepasang kekasih.

Lamunanku buyar sebab kudengar suara desahan istriku, istriku serta Mey masih lakukan French kiss, saya sedikit cemburu sebab kulihat demikian semangatnya istriku membalas tiap ciuman yang diberi Mey, mereka nampak benar-benar cakap mainkan lidahnya, tempat Mey yang di atas biniku, tetap menggoyahkan pinggulnya ikuti irama tangan kanan istriku yang menggenggam bokongnya, sesaat tangan kiri istriku mengelus leher serta punggungnya, desahan istriku terdengar lagi waktu Mey menggenggam puting istriku.

Ampun dah saat ini bukanlah saya geram sama istriku, malah saya jadi ikut-ikutan horny, saya malah nikmati show itu. Mey mulai melepas style frenchkissnya serta mulai menjilati leher biniku, ketelinga istriku, mengulumnya, membuat istriku mendesah serta menguatkan pelukannya pada Mey, saya tahu rasa-rasanya waktu itu, karenanya yang saya kerjakan ke bini waktu foreplay.

Mey mencium istriku serta menjilati leher istriku seperti nikmati eskrim. Mey mulai turun mengarah payudara biniku yang sekel itu.

Diremasnya ke-2 bukit dengan demikian halusnya, sekalian menjilati serta mengulum putingnya, istri menggelinjang serta demikian menikmatinya, saya berasa bersalah pada istriku sebab seringkali melalui sisi ini, "ah yank" desahan itu keluar dari mulut istriku, bukanlah "ah mas".

Kumajukan tubuhku sebab kau makin horny serta agar dapat lihat jelas tanpa ada melalui cermin lagi, muka istriku demikian nikmati gigitan-gigitan yang diberi Mey. Ke-2 tangan istriku mencengkram bantal sinyal dia demikian nikmati, kaki istriku memutari tubuh Mey yang terus bergoyang mendesak wilayah selangkangan istriku.

Mey kembali lagi memberi kesenangan pada istriku dengan menciumi wilayah pusar serta terus turun ke wilayah miss V istriku. Mey menjilati semua wilayah itu membuat tubuh istriku kadang langsung kejang, memang wanita dapat sama-sama pahami sisi itu.

saya betul-betul nikmati badan Mey yang sejauh ini cuma dapat saya pikirkan, tempat Mey yang meninggung dengan mukanya yang ke arah badan istriku membuat badannya makin sexy, bokongnya yang putih. Duh ingin rasa-rasanya saya melonjak serta menjilati pantat itu.

payudara Mey memang tidak terik lagi, maklum telah punyai anak, tetapi dengan putingnya yang kecil itu demikian tidak sama dengan punya istriku yang sedikit besar. Desahan istriku makin seringkali, sinyal istriku hampir capai klimaksnya, Mey saat ini ambil tempat 69.
Fundamen saya masih sayank ama biniku, saya tidak tega kalau istriku harus juga menjilati MissVnya Mey. Nekat saya berdiri di muka Mey yang masih tetap asyik mainkan miss-V istriku.

Langsung Mey terhenyak, saya tahu tentu ia terkejut bener, badannya gemetaran ketakutan, saya menyengaja menempatkan muka angker dahulu, walau sebenarnya saya lagi horny sekali. "Mas" suara istriku bergetar, kedua-duanya terduduk, istriku betul-betul salah tingkah,

sedang Mey tutupi payudara serta miss-Vnya, tetapi tidak kemungkinan dapat kan, saya masih dapat lihat bentuk badannya yang putih mulus itu, sedikit semakin putih dari istriku, sudah dari sononya memang putih sich Mey, saya bersandiwara ambil nafas panjang. Kudekati mereka berdua.

Muka istriku menunduk, tentu dia takut saya gampar. "Mas maaf, ampun mas".
Sekarang saya duduk dekati istriku, duduknya makin meringkuk, sedang Mey makin gemetar. Kupandangi muka mereka berdua, kedua-duanya tidak berani menatapku, he..he sandiwaraku sukses, walau sebenarnya saya sedang nikmati dua muka cantik di depanku, seorang yang saya sayangi serta seorang yang saya sukai serta tetap mengganggu hayalanku.

Kuambil selimut serta kututupi ke-2 badan wanita ini. Mey ingin berdiri, tentu ia akan kenakan pakaiannya.
"Mey, kamu duduk dahulu, saya ingin ngomong" cegahku. Suaraku menyengaja kutinggikan agar semakin bagaimana begitu.
"telah berapakah lama, ma ini?"
"B..baru kesempatan ini mas" jawabnya.

"Tetapi kalian kan seringkali pergi berlibur saling, malah biasanya satu kamar, meskipun perginya ramai-rame"
"betul mas, baru kesempatan ini kita keterusan sampai gini" istriku diam "dahulu sempat pegangan tangan saja jam tidur bang" sambut Mey.
"Ma, saya semakin senang kamu jujur"

"Iya mas, dahulu waktu berlibur ke Bali yang berlima, kami hanya ciuman mas, tidak semakin" yah saya ingat istriku sempat narasi kalau suami Mey waktu itu sedang selingkuh, serta ia sharing ke biniku sampai nangis, kemungkinan itu yang buat Mey jadi tidak mesra lagi ama suaminya. Serta kabar paling akhir Mey ingin pisah dari suaminya.

"ya udahlah, ingin diapain lagi, saya tahu kalian sama-sama menyayangi" "Mey.. kamu tega betul ama saya, walau sebenarnya saya yakin sama kamu, serta saya senang kok sama kamu"

"Maaf ya bang" he..he.. tentu Mey tidak tahu arah perkataanku barusan.
Mukaku tida lagi angker, saya sebetulnya dari barusan mau tersenyum, serta waktu kupandangi muka istriku serta saya tersenyum kepadanya, istriku mendapatkan tanganku serta mencium tanganku sinyal menyesal. Kupegangi mukanya serta saya mencium kening istriku.

Fundamen akunya dari barusan memang sudah horny, langsung kucium istriku, kulumat bibirnya dengan style French kiss tadi saya tonton. Ciuman kesempatan ini betul-betul beda sekali, istriku membalasnya seolah dia betul-betul ingin menyukai saya.

Dia menarikku serta meluruskan badannya keranjang, sedang Mey masih terduduk selain kami, kupegang payudara istriku, ia membalasnya dengan memegang Mr.Pku, istriku mulai menanggalkan pakaian bajuku serta melemparnya ke lantai, saya bergerak menciumi leher istriku, wangi badan Mey, masih menempel di badan istriku membuat saya makin semangat mengulum telinganya.

Istriku mendesah, "oh mas, saya sayang mas" sekalian tanganya mulai buka celanaku, sepintas kulihat Mey mulai bergerak menyingkir, ia tentu ingin memberikan peluang pada kami berdua.

Tanganku langsung tangkap tangannya, sinyal dia jangan pergi dari sana. "nanti bang, saya ke WC dahulu ya" tentu sebab ketakutan barusan Mey jadi ingin pipis. Kuteruskan melumat bibir istriku serta mengulum payudara istriku, sesaat istriku sudah melepas semua bajuku.

Kudengar dari kamar mandi ada suara air sinyal Mey sudah usai, "Ma panggil Mey" kataku. Waktu Mey keluar dari kamar mandi istriku memberikannya code untuk duduk kembali lagi ketempat sebelumnya. Mey menurutinya.

Kutangkap tangan Mey, tetapi saya masih asyik mencumbu istriku, kuremas tangan Mey seperti orang berpacaran, Mey menanggapinya ia meremas tanganku dengan ke-2 tangannya, serta mencium tanganku seperti berterima kasih sebab tidak sama seperti yang ia kuatirkan barusan.

Istriku lihat insiden itu, lau dia berubah meningkatkan kepalanya ke atas paha Mey sekalian menarikku untuk mengikutinya. Tempat ku benar-benar diuntungkan saya berciuman dengan istriku dengan tangan kananku menggenggam tangan Mey sesaat tangan kiriku mengelus payudara istriku, sesaat mukaku melekat ke payudara Mey.

Tidak lama kemudian istriku melepas ciumanku, lalu memandangku selanjutnya mengarah Mey, saya memandang mukanya serta muka Mey, Mey membalas kami berdua sekalian tersenyum. Coba kukecup pipi Mey. Ia cukup menghindar, saya tahu dia tentu berasa tidak enak dengan istriku.

"Jadi bagaimana kita ma?" tanyaku. "Ya mas kan sayang ama saya, suka ama Mey dari dahulu sampai meminta fotonya yang habis mandi kan? Hi..hi.." "Terus?" tanyaku lagi

"Saya sayang ama mas serta Mey, Mey sayang ama saya, Hanya tidak tahu si dia dengan mas".
"Kalau mama selingkuhnya ama lelaki sich saya tentu dapat geram besar, tetapi kalau ama Mey, sich saya tidak permasalahan ma, rasa senangku dapat beralih jadi sayang kan"

"Terima kasih ya mas, saya mujur punyai suami seperti kamu mas, kamu bagaimana Mey?"
"Entahlah mengapa kok saya jadi sayang ya ama kalian berdua, saya izin ya selingkuh ama suami kamu?" jawabnya. Istriku tersenyum.
Lalu kucium lagi istriku sekalian merengkuh Mey, tidak lama istriku mendorongku keatas saya juga mencium Mey yang membalasku, kesempatan ini saya merasai double French kiss yang mengagumkan

Capek sekali rasa-rasanya sepanjang hari kerja, kudu pulang jam 6, untung dah punyai bini yang masih tetap sempat-sempatnya nyiapin makan ama kopi. Walau sebenarnya ia tentu lelah sepanjang hari kerja. Kemungkinan jam 8 kita berdua sudah tertidur. Lelah sekali melalui deh ML-nya.

Siang hari ini saya kok ngantuk sekali ya rasa-rasanya. Mumpung direksi pada lagi rapat, peluang nih saya pulang kerumah, tidur barang 1-2 jam sempatlah pikirku, langsung deh saya ngacir kerumah yang jaraknya hanya 15 menit dari kantor.

Sampai di rumah saya memang miliki kebiasaan masuk dengan ‘silent style' tetapi bukan ninja ya gan. Maklum wilayah tepian perlu cek dahulu, dibanding keduluan rampok, ditambah lagi kalau ada "Semacam Ryan" dapat ngacir nih nyawa.

Perlahan-lahan kubuka garasi rumah, "lho kok ada motor bini yach" walau sebenarnya kan ia barusan ke kantor, turunnya saja saling, cuti tidak. Kalau sakit tentu ia telepon saya, tidak kemungkinan berani pulang sendiri. Perasaan berprasangka buruk mulai ada, pengalaman selingkuhku malah mengganggu saya nih.

Garasiku memang langsung ke arah ruangan tengah, kulihat Tas biniku, ada di atas meja kerjaku, blazer kantornya terkapar di sofa, berbau asap rokok menyerang hidungku serta kulihat di atas meja masih menyala rokoknya serta kelihatannya barusan disedot.
Kontan darahku mendidih sampai ke ubun-ubun. Edan istriku yang kusayang, serta perhatian rupanya berselingkuh. Perasaan geram bersatu sakit hati membuat saya nyaris menyepak pintu kamarku.

"Mundur 7 cara, maju 7 cara" saya ingat satu buku filsafat cina yang pokoknya dapat menurunkan amarah. Emosiku pada akhirnya dapat teratasi, memang saya tidak mundur tetapi ambil nafas agar hatiku masih dingin. Saya cuma mundur langkah-langkah, ambil satu bangku bar yang lumayan tinggi.

Kubawa ke depan pintu kamarku, saya melihat terlebih dulu lewat ventilasi kamar tidurku. Tempat tidurku terhambat oleh dinding kamar mandi, cuma seperempat kasur saja yang nampak, serta disana cuma nampak sepasang kaki mulus istriku saja, "ah rupanya istriku sedang istirahat sendiri" saya cukup sedikit lega.

Sekejap saya diam serta punya niat ingin turun, tetapi mendadak ada satu kaki yang merayap naiki kaki istriku, kagetku membuat saya hampir melonjak dari bangku. Untung saya dapat bertahan serta terus kuperhatikan sepasang kaki yang lain itu. "mulus" lho kok?
Saya turun dari kursiku pelan-pelan kembalikan bangku itu ketempat sebelumnya, berjalan mengarah garasi, kuamati disana, sepatu lelaki yang ada cuma milikku. Serta beberapa sepatu wanita, yang saya sendiri tidak ingat dengan sepatu-sepatu istriku.

Saya jadi ingin tahu kudekati lagi kamar tidurku, mujur sekali saya tetap menjaga engsel pintuku yang rupanya tidak terkunci, karena tidak ada seseorang di rumah kami. Suara TV dikamarku menyamarkan bunyi handle pintu. Tempat tempat tidurku memang sedikit salah hingga bila pintu kamar terbuka tentu tidak terlihat dari arah kepala tempat tidur.

Saya berjalan perlahan-lahan seperti ninja telusuri dinding kamar mandi, serta stop sesudah saya dapat lihat bayangan tempat tidurku dari cermin rias. Saya kembali lagi kaget lihat badan istriku yang tidak memakai apa-apa lagi, sesaat diatasnya menindih seorang yang benar-benar saya mengenal, "teman dekat istriku" yang tempat curhatku kalau lagi geraman sama istriku.

Temannya sekantornya yang sejauh ini saya percayakan bila istriku ingin liburan keluar kota. Seorang yang saya sukai. Ia tetap membuntuti pikiranku yang terkadang ngeres tetapi sedang jemu dengan muka istriku. Turunan cina yang kulitnya sedikit semakin putih dari istriku. Sempat sekali cocok istriku sedang keluar kota dengannya saya meminta dipotretin ia kalau lagi tidur sama istriku, sayangnya sampat sekarang ini tidak sempat dituruti sama istriku.

Oke gan, Mey memang seorang wanita turunan cina, dengan muka yang cantik. Tingginya seukuran biniku, namun bokongnya yang padat telah cukup turun sebab telah punyai 2 anak. Kok dapat punyai anak ya walau sebenarnya kehidupannya dengan suami yang saya dengar dari narasi istriku sich biasa saja, malah cukup dingin, Mey seringkali iri dengan style kami yang masih tetap seperti orang pacaran. Tetapi ini hari saya tidak yakin kalau rupanya istriku serta Mey tidak cuma berteman tetapi jadi sepasang kekasih.

Lamunanku buyar sebab kudengar suara desahan istriku, istriku serta Mey masih lakukan French kiss, saya sedikit cemburu sebab kulihat demikian semangatnya istriku membalas tiap ciuman yang diberi Mey, mereka nampak benar-benar cakap mainkan lidahnya, tempat Mey yang di atas biniku, tetap menggoyahkan pinggulnya ikuti irama tangan kanan istriku yang menggenggam bokongnya, sesaat tangan kiri istriku mengelus leher serta punggungnya, desahan istriku terdengar lagi waktu Mey menggenggam puting istriku.

Ampun dah saat ini bukanlah saya geram sama istriku, malah saya jadi ikut-ikutan horny, saya malah nikmati show itu. Mey mulai melepas style frenchkissnya serta mulai menjilati leher biniku, ketelinga istriku, mengulumnya, membuat istriku mendesah serta menguatkan pelukannya pada Mey, saya tahu rasa-rasanya waktu itu, karenanya yang saya kerjakan ke bini waktu foreplay.

Mey mencium istriku serta menjilati leher istriku seperti nikmati eskrim. Mey mulai turun mengarah payudara biniku yang sekel itu.

Diremasnya ke-2 bukit dengan demikian halusnya, sekalian menjilati serta mengulum putingnya, istri menggelinjang serta demikian menikmatinya, saya berasa bersalah pada istriku sebab seringkali melalui sisi ini, "ah yank" desahan itu keluar dari mulut istriku, bukanlah "ah mas".

Kumajukan tubuhku sebab kau makin horny serta agar dapat lihat jelas tanpa ada melalui cermin lagi, muka istriku demikian nikmati gigitan-gigitan yang diberi Mey. Ke-2 tangan istriku mencengkram bantal sinyal dia demikian nikmati, kaki istriku memutari tubuh Mey yang terus bergoyang mendesak wilayah selangkangan istriku.

Mey kembali lagi memberi kesenangan pada istriku dengan menciumi wilayah pusar serta terus turun ke wilayah miss V istriku. Mey menjilati semua wilayah itu membuat tubuh istriku kadang langsung kejang, memang wanita dapat sama-sama pahami sisi itu.

saya betul-betul nikmati badan Mey yang sejauh ini cuma dapat saya pikirkan, tempat Mey yang meninggung dengan mukanya yang ke arah badan istriku membuat badannya makin sexy, bokongnya yang putih. Duh ingin rasa-rasanya saya melonjak serta menjilati pantat itu.

payudara Mey memang tidak terik lagi, maklum telah punyai anak, tetapi dengan putingnya yang kecil itu demikian tidak sama dengan punya istriku yang sedikit besar. Desahan istriku makin seringkali, sinyal istriku hampir capai klimaksnya, Mey saat ini ambil tempat 69.
Fundamen saya masih sayank ama biniku, saya tidak tega kalau istriku harus juga menjilati MissVnya Mey. Nekat saya berdiri di muka Mey yang masih tetap asyik mainkan miss-V istriku.

Langsung Mey terhenyak, saya tahu tentu ia terkejut bener, badannya gemetaran ketakutan, saya menyengaja menempatkan muka angker dahulu, walau sebenarnya saya lagi horny sekali. "Mas" suara istriku bergetar, kedua-duanya terduduk, istriku betul-betul salah tingkah,

sedang Mey tutupi payudara serta miss-Vnya, tetapi tidak kemungkinan dapat kan, saya masih dapat lihat bentuk badannya yang putih mulus itu, sedikit semakin putih dari istriku, sudah dari sononya memang putih sich Mey, saya bersandiwara ambil nafas panjang. Kudekati mereka berdua.

Muka istriku menunduk, tentu dia takut saya gampar. "Mas maaf, ampun mas".
Sekarang saya duduk dekati istriku, duduknya makin meringkuk, sedang Mey makin gemetar. Kupandangi muka mereka berdua, kedua-duanya tidak berani menatapku, he..he sandiwaraku sukses, walau sebenarnya saya sedang nikmati dua muka cantik di depanku, seorang yang saya sayangi serta seorang yang saya sukai serta tetap mengganggu hayalanku.

Kuambil selimut serta kututupi ke-2 badan wanita ini. Mey ingin berdiri, tentu ia akan kenakan pakaiannya.
"Mey, kamu duduk dahulu, saya ingin ngomong" cegahku. Suaraku menyengaja kutinggikan agar semakin bagaimana begitu.
"telah berapakah lama, ma ini?"
"B..baru kesempatan ini mas" jawabnya.

"Tetapi kalian kan seringkali pergi berlibur saling, malah biasanya satu kamar, meskipun perginya ramai-rame"
"betul mas, baru kesempatan ini kita keterusan sampai gini" istriku diam "dahulu sempat pegangan tangan saja jam tidur bang" sambut Mey.
"Ma, saya semakin senang kamu jujur"

"Iya mas, dahulu waktu berlibur ke Bali yang berlima, kami hanya ciuman mas, tidak semakin" yah saya ingat istriku sempat narasi kalau suami Mey waktu itu sedang selingkuh, serta ia sharing ke biniku sampai nangis, kemungkinan itu yang buat Mey jadi tidak mesra lagi ama suaminya. Serta kabar paling akhir Mey ingin pisah dari suaminya.

"ya udahlah, ingin diapain lagi, saya tahu kalian sama-sama menyayangi" "Mey.. kamu tega betul ama saya, walau sebenarnya saya yakin sama kamu, serta saya senang kok sama kamu"

"Maaf ya bang" he..he.. tentu Mey tidak tahu arah perkataanku barusan.
Mukaku tida lagi angker, saya sebetulnya dari barusan mau tersenyum, serta waktu kupandangi muka istriku serta saya tersenyum kepadanya, istriku mendapatkan tanganku serta mencium tanganku sinyal menyesal. Kupegangi mukanya serta saya mencium kening istriku.

Fundamen akunya dari barusan memang sudah horny, langsung kucium istriku, kulumat bibirnya dengan style French kiss tadi saya tonton. Ciuman kesempatan ini betul-betul beda sekali, istriku membalasnya seolah dia betul-betul ingin menyukai saya.

Dia menarikku serta meluruskan badannya keranjang, sedang Mey masih terduduk selain kami, kupegang payudara istriku, ia membalasnya dengan memegang Mr.Pku, istriku mulai menanggalkan pakaian bajuku serta melemparnya ke lantai, saya bergerak menciumi leher istriku, wangi badan Mey, masih menempel di badan istriku membuat saya makin semangat mengulum telinganya.

Istriku mendesah, "oh mas, saya sayang mas" sekalian tanganya mulai buka celanaku, sepintas kulihat Mey mulai bergerak menyingkir, ia tentu ingin memberikan peluang pada kami berdua.

Tanganku langsung tangkap tangannya, sinyal dia jangan pergi dari sana. "nanti bang, saya ke WC dahulu ya" tentu sebab ketakutan barusan Mey jadi ingin pipis. Kuteruskan melumat bibir istriku serta mengulum payudara istriku, sesaat istriku sudah melepas semua bajuku.

Kudengar dari kamar mandi ada suara air sinyal Mey sudah usai, "Ma panggil Mey" kataku. Waktu Mey keluar dari kamar mandi istriku memberikannya code untuk duduk kembali lagi ketempat sebelumnya. Mey menurutinya.

Kutangkap tangan Mey, tetapi saya masih asyik mencumbu istriku, kuremas tangan Mey seperti orang berpacaran, Mey menanggapinya ia meremas tanganku dengan ke-2 tangannya, serta mencium tanganku seperti berterima kasih sebab tidak sama seperti yang ia kuatirkan barusan.

Istriku lihat insiden itu, lau dia berubah meningkatkan kepalanya ke atas paha Mey sekalian menarikku untuk mengikutinya. Tempat ku benar-benar diuntungkan saya berciuman dengan istriku dengan tangan kananku menggenggam tangan Mey sesaat tangan kiriku mengelus payudara istriku, sesaat mukaku melekat ke payudara Mey.

Tidak lama kemudian istriku melepas ciumanku, lalu memandangku selanjutnya mengarah Mey, saya memandang mukanya serta muka Mey, Mey membalas kami berdua sekalian tersenyum. Coba kukecup pipi Mey. Ia cukup menghindar, saya tahu dia tentu berasa tidak enak dengan istriku.

"Jadi bagaimana kita ma?" tanyaku. "Ya mas kan sayang ama saya, suka ama Mey dari dahulu sampai meminta fotonya yang habis mandi kan? Hi..hi.." "Terus?" tanyaku lagi

"Saya sayang ama mas serta Mey, Mey sayang ama saya, Hanya tidak tahu si dia dengan mas".
"Kalau mama selingkuhnya ama lelaki sich saya tentu dapat geram besar, tetapi kalau ama Mey, sich saya tidak permasalahan ma, rasa senangku dapat beralih jadi sayang kan"

"Terima kasih ya mas, saya mujur punyai suami seperti kamu mas, kamu bagaimana Mey?"
"Entahlah mengapa kok saya jadi sayang ya ama kalian berdua, saya izin ya selingkuh ama suami kamu?" jawabnya. Istriku tersenyum.
Lalu kucium lagi istriku sekalian merengkuh Mey, tidak lama istriku mendorongku keatas saya juga mencium Mey yang membalasku, kesempatan ini saya merasai double French kiss yang mengagumkan


1 Komentar untuk "SAHABAT PACARKU YANG LEGIT"
This comment has been removed by a blog administrator. - Hapus

Back To Top