Mona Istri Temanku Yang Hyper
Cerita Sex 69 - Warna hitam gaunnya benar-benar kontras dengan warna putih bersih kulitnya, ke-2 puting payudaranya tercetak samar-samar di gaun malamnya, kelihatannya Mona tidak kenakan bh di balik gaunnya itu, sebab warna gaunnya yang hitam benjolan ke-2 putingnya tidak jelas bila cuma selintas melihat, gaun warna hitam yang Mona gunakan tidak ketat membalut badan Mona, memang Mona pilih yang tidak ketat supaya bisa bebas bergerak, tapi masih menunjukkan bentuk badan Mona yang sexy.Baca Juga : Nikmatnya Tubuh Uni Kakak IparkuMalam itu Mona memang dibawa oleh suaminya untuk makan malam serta seperti yang suaminya terangkan ditelpon siang tadi, suaminya akan membuat jamuan makan malam untuk clientnya, sebenarnya Mona merasakan malas untuk hadir, sebab dia fikir acara makan malam hari ini tentu menjemukan, sebab sepanjang makan malam dia cuma akan dengarkan percakapan masalah usaha saja serta dia cuma akan jadi pajangan sepanjang makan malam berjalan, ditambah lagi dia berpikir tentu rekan usaha suaminya ini seumuran dengan suaminya yang telah kepala 5, Mona telah memikirkan acara itu akan benar-benar menjemukan. Tetapi suaminya memaksakan dia untuk turut faktanya suaminya telah lama tidak ajak makan malam sebab kesibukannya.
Pas jam 6 sore, mobil suaminya datang dihalaman tempat tinggalnya, lihat itu Mona keluar rumah serta menutup pintunya, waktu itu supir suaminya sudah turun dari mobil serta membuka pintu mobil pada bagian penumpang, Monapun bergegas naik dalam mobil.
“Sore, Bu,” supirnya menegur istri majikannya.
“Sore, Din, Bapak mana?,” jawab Mona diteruskan dengan menanyakan kehadiran suaminya.
“Tadi telah saya antar lebih dulu ke hotel xxx, lalu saya diminta ke sini untuk jemput ibu serta mengantarkan ibu ke tempat barusan,” jawab Udin menerangkan.
“Oh, ya telah, mari jalan, Din,” kata Mona.
1/2 jam selanjutnya tibalah di hotel xxx, selanjutnya dia turun serta langsung ke arah ke restoran yang sudah disebut oleh suaminya siang tadi, waktu dia melalui lobby semua mata lelaki yang ada disana tidak berkedip memandangi Mona, sesampainya di restoran satu orang pelayan menyambutnya, selanjutnya Mona bertanya meja suaminya, pelayan ini selanjutnya mengantarkan Mona ke meja suaminya.
“pak Erwin, ini Mona istriku, serta Mah, ini pak Erwin clientku tadi siang kuceritakan,” kata suaminya setibanya Mona di meja mereka.
“Malam, Bu,” Erwin menegur Mona, sekalian menyorongkan tangannya untuk jabat tangan.
“Malam, Pak,” jawab Mona sekalian menyongsong tangan Erwin.
Selanjutnya dengan penuh sopan Erwin mempersilahkan untuk duduk, Mona sedikit kaget dengan klien suaminya ini, tebakan ia jauh meleset, sebab jika disaksikan dari mukanya, usia dari klien suaminya ini paling seumuran ia, mukanya ganteng, tubuhnya atletis beda jauh dengan badan suaminya, pegangan tangannya hangat ia alami, tatapan matanya membuat jantungnya berdetak kencang.
Casino Online IndonesiaWaktu makan malam berjalan Mona seringkali mengambil pandang tanpa ada didapati oleh suaminya, terkadang tatapan matanya bentrokan dengan mata Erwin yang kebetulan sedang memandang ke ia. Mona rasakan jantungnya berdetak dengan kencang tiap mata mereka beradu, ke-2 pipinya merona merah entahlah sebab tatapan Erwin atau sebab dampak Wine yang mereka minum yang entahlah telah berapakah gelas yang mereka minum, muka Mona makin Terlihat memesona dengan semburat merah yang menghiasi pipinya, Erwin sendiri makin seringkali mengambil pandang lihat Mona waktu dengarkan keterangan masalah kontrak usaha dari suaminya.
Mona lihat suaminya demikian ketertarikan menerangkan mengenai kontrak usaha itu serta kelihatannya suaminya menguasai perbincangan ini, Mona lihat muka suaminya yang telah memerah sebab dampak alcohol, Mona lihat Erwin terkadang mengangguk sinyal sepakat lalu tersenyum.
“Jadi, bagaimana, pak Erwin?” bertanya suaminya
“Apanya,”Erwin balik menanyakan, dia cukup sedikit terkejut sebab waktu itu dia sedang memerhatikan istrinya.
“Soal, kontrak usaha kita, Apa proposal yang saya beri siang tadi telah dipelajari?” bertanya suaminya .
“Oh, masalah itu, telah saya dalami serta ada banyak ketentuan penambahan yang ingin saya imbuhkan dalam proposal itu,” jawab Erwin.
“Syarat apa, Pak?” kembali suaminya menanyakan.
“Wah, saya lupa, tetapi saya telah kasih catatan kok di proposal bapak barusan,”Erwin menjawab.
“OK..OK..proposalnya pak Erwin bawa serta saat ini?” suaminya menanyakan kembali.
“Hahaha…pak Hendro memang pelaku bisnis tulen, kita kan makan malam jadi saya tidak bawa serta,”Erwin menerangkan.
“Hehehe…bukan demikian pak Erwin, alangkah bagusnya jika kita dapat tuntaskan malam hari ini, kriteria penambahan pak
Erwin akan saya lihat, jika tidak memberatkan faksi kami, saya akan langsung sepakati, terus kita dapat sinyal tangani pra-kontrak itu, baru esok kita bikin kontrak kerjasamanya,” suaminya menerangkan.
“Baik..baik.. saya mengambil proposal dahulu, pak Hendro serta ibu dapat nantikan saya di sini,”Erwin mengatakan sekalian tersenyum.
“Oh, tidak perlu repot, pak, bagaimana jika kita turut bapak saja, itu jika bapak tidak keberatan, soalnya ini pak, dibanding bapak bolak-balik,lebih baik kami yang kekamar bapak, sesudah usai, kami langsung pulang serta pak Erwin langsung bisa istirahat,” Suaminya menimpali penawaran Erwin.
“Hhmmm…baiklah, tetapi apa tidak kurang jika bapak saja yang turut serta ibu dapat menanti di sini, soalnya takut kelak orang berprasangka jelek mengenai ibu” Erwin mengatakan kembali.
“Ah, bapak, tidak apa-apa, kan saya ini suaminya, jadi tidak ada yang berprasangka jelek masalah ia, apalagi kurang lebih baik jika ia sendirian duduk di sini,” suaminya menerangkan.
“Oh, iya pak Hendro benar ,” Erwin mengangguk sepakat sesudah dengar keterangan suaminya.
Pada akhirnya mereka bergerak tinggalkan restoran itu ke arah kekamar Erwin, nyatanya Erwin tinggal di salah satunya kamar yang elegan yang berada di hotel ini, kamarnya terbagi dalam dua sisi, sisi pertama waktu masuk ada Bar di sudut samping kanan pintu masuk, lalu ada sofa 321 serta meja kerja, sesaat tempat tidurnya terdapat pada bagian yang satunya , Mona memprediksi kamar mandi serta toiletnya berada di dalam kamar tidurnya, Erwin mempersilahkan Mona serta suaminya duduk, sesaat ia sendiri ke arah meja kerja untuk ambil proposal, Erwin menyerahkan proposal itu ketangan suaminya, suaminya langsung membaca kembali proposal itu yang sudah banyak coretan-coretan serta tambahan-tambahan dari Erwin, terlihat kepala suaminya manggut-manggut waktu membaca proposal itu.
Casino Online Indonesia“OK…OK…pak Erwin, saya telah baca lagi serta saya tidak keberatan dengan penambahan-penambahan dari bapak,”kata suaminya.
“bagus jika demikian saya suka bila bapak serta ibu menyepakati ketentuan penambahan dari saya, seterusnya bapak tinggal paraf di tiap coretan-coretan saya serta sinyal tangani, lalu saya akan lakukan hal sama,” Erwin mengatakan sekalian tersenyum penuh makna.
“Hahaha..bapak dapat saja, istri saya tentu sepakat dengan ketentuan penambahan bapak, kan kontrak kerja ini akan meningkatkan keuntungan untuk ke-2 perusahaan kita serta automatis meningkatkan keuntungan untuk dia,”suaminya mengatakan menerangkan, sesaat Mona sendiri cuma bisa tersenyum tanpa ada pahami sedikitpun mengenai ini.
“Ok, saya akan suruh pelayan untuk memfotocopy proposal ini, kelak aslinya saya taruh, pak Hendro bawa serta copyannya, jadi esok bapak dapat suruh orang bapak buat untuk proposal yang telah direvisi ini, saya akan tiba kekantor bapak esok untuk menanda tanganinya,”kata Erwin.
“Ok, pak,” jawab suaminya singkat.
Selanjutnya Erwin bergerak ke arah kekamar tidurnya, Mona dengar sayup-sayup suara Erwin dari dalam kamar, kelihatannya Erwin sedang menelpon pelayan untuk hadir kekamarnya, Mona sedikit bingung mengapa Erwin menelpon dari dalam kamarnya, sesaat dimeja kerja ada juga telpon.
Tidak lama berlalu Erwin keluar dari ruang serta dia menerangkan pada suaminya untuk menanti sesaat, sebab dia sedang menyebut pelayan untuk memfotocopykan proposal yang telah mereka sinyal tangani. Sekalian menanti kehadiran pelayan, kami mengobrol mudah, Mona lihat suaminya telah cukup mabok karena dampak Wine yang mereka minum waktu makan tadi malam.
Kurang lebih lima belas menit selanjutnya bel pintu mengeluarkan bunyi, Erwin bergerak dari duduknya untuk membuka pintu, Terlihat oleh pelayan hotel sejumlah 2 orang masuk sekalian bawa bucket (ember dari stainless steel), disetiap bucket itu terisi oleh botol, kelihatannya waktu memerintah pelayan hadir itu Erwin sekaligus pesan Champagne, pelayan itu menempatkan pesanan Erwin di meja Bar, selanjutnya Erwin menyerahkan proposal serta minta mereka untuk memfotocopykannya.
“Pak Hen, bagaimana jika kita rayakan kerja sama ini sekalian minum Champagne,” tawar Erwin.
“OK, pak, hal ini harus untuk dirayakan supaya kerja sama kita makin baik,”sambut suaminya semangat.
Mona sedikit cemas lihat kondisi suaminya, dia takut kelak suaminya mabok serta tertidur di sini, mustahil ia harus memapahnya jika sampai hal tersebut berlangsung, tetapi dalam hatinya membatin agar jika kelak suaminya tertidur ia akan minta pelayan untuk memapahnya ke mobil, sesaat pikirannya sedang pikirkan hal tersebut, Erwin sedang berjalan mengarah mereka sekalian bawa gelas berisi Champagne di ke-2 tangannya.
“Mari kita bersulang mudah-mudahan kerja sama kita ini akan sukses, minumnya harus sekaligus juga habis, sebab dengan itu mengisyaratkan jika tidak ada penangguhan dalam soal kerja sama kita ini”kata Erwin sesudah menyerahkan gelas pada Mona serta suaminya.
“Beres, pak, ‘Bottom Up’,” kata suaminya, Mona sendiri cuma membalas dengan senyuman.
Mereka bertiga langsung menenggak habis minuman semasing, sesudah habis Erwin ambil gelas kosong itu serta kembali bergerak ke Bar untuk isi gelas kosong itu.
“Satu kali kita bersulang,” sahut Erwin sesudah menyerahkan gelas yang telah terisi oleh Champagne ke Mona serta suaminya.
“OK, once more,”kata suaminya sekalian terkekeh-kekeh, Mona lihat kondisi suaminya serta ia paham jika suaminya telah makin dikuasai oleh alcohol.
Mereka kembali menegak minuman itu kembali pada sebuah tegukan gelas mereka kembali kosong, selanjutnya Erwin bergerak ke Bar untuk ambil botol champagne, kemudian dia kembali isi gelas-gelas mereka yang telah kosong barusan, saat ini Erwin tidak ajak untuk bersulang, Erwin serta Mona minum satu teguk saja serta menyimpan gelas mereka di meja, sesaat Hendro minum Champagne itu sampai habis dengan sekali teguk saja serta tanpa ada menanti Erwin untuk isi kembali gelasnya yang telah kosong, dia ambil sendiri botol Champagne itu serta menumpahkannya ke gelasnya yang telah kosong, waktu itu bel pintu kembali mengeluarkan bunyi, Erwin bergerak ke arah kepintu serta membukanya, Terlihat oleh Mona salah satunya pelayan tadi hadir menyerahkan dokumen ke Erwin, sekalian berterima kasih Erwin menyisipkan panduan ketangan pelayan itu serta tutup pintu kamarnya.
Yang tidak diakui oleh Mona serta suaminya ialah saat Erwin tuangkan minuman yang pertama serta ke-2, waktu itu Erwin memberi kombinasi dalam minuman mereka, cairan itu datang dari dua botol kecil yang berlainan. Kelihatannya Erwin telah merencakan ini waktu ia menelpon dari dalam kamarnya, cairan yang ia masukan dalam gelas Mona ialah cairan perangsang sesaat yang dimasukkan dalam gelas suaminya ialah cairan obat tidur.
“OK, pak terima kasih, akan saya suruh anak buah saya untuk membuat revisi proposal sesuai persetujuan kita, saat ini kami pamit pulang dahulu,”kata Hendro dengan mata hampir terpejam, waktu dia terima dokumen itu dari Erwin.
“OK, sampai bertemu esok dikantor bapak,” balas Erwin.
Mona serta suaminya berdiri, selanjutnya mengambil langkah ke arah kepintu, tapi baru seputar enam langkah badan Hendro mulai limbung, untung Erwin yang ada disebelahnya sempat mendapatkan badan itu, keliatannya Hendro telah benar-benar roboh karena dampak alKohol serta dampak obat tidur yang dicampurkan oleh Erwin barusan, tidak cuma suaminya saja yang telah dipengaruhi, tetapi Mona sendiri yang berjalan dibelakang juga dikuasai oleh obat perangsang yang dicampurkan oleh Erwin barusan, Mona rasakan kejanggalan ditubuhnya khususnya di wilayah sensitifnya seperti dipayudara serta divaginanya, dia rasakan gatal serta geli yang aneh serta dia inginkan beberapa daerah itu disentuh, dibelai, serta diremas, sesaat lubang kemaluannya inginkan sodokan-sodokan batang kemaluan lelaki. Mona berupaya untuk menutupi hal itu tapi makin dia musuh makin kuat hasratnya.
Sekalian berupaya untuk menantang keinginan itu, Mona menolong Hendro untuk memegangi suaminya, yang dia lihat telah tertidur, selanjutnya Mona dengar Erwin mengatakan untuk membaringkan sesaat suaminya di tempat tidur, tanpa ada menyanggah Mona ikuti pergerakan Erwin yang memapah suaminya keruangan tidur, sesudah merebahkan suaminya di tempat tidur Mona minta ijin pada Erwin untuk memakai kamar mandinya, Erwin juga mempersilahkan Mona untuk memakai kamar mandinya.
Mona tidak lihat Erwin waktu dia keluar dari kamar mandi, sesudah lihat kondisi suaminya yang Terlihat tertidur dengan lelapnya, Mona juga bergerak mengarah ruangan tamu serta dia lihat Erwin sedang ada di Bar sedang buka botol Champagne yang satunya serta dia lihat botol Champagne yang pertama telah kosong, lihat kehadiran Mona, Erwin tawarkan minuman , yang dijawab dengan anggukan oleh Mona, sekalian berjalan mengarah Bar.
Ciuman Erwin beralih ke leher, membuat Mona makin menggeliat, lalu alami penurunan mengarah dada, dengan lembut putting susu samping kanan Mona dikecup oleh Erwin, diteruskan dengan jilatan-jilatan diputing itu serta terkadang dihisap-hisapnya susu payudaranya, tangan kirinya masih aktif dengan remasan serta pilinan disusu serta puting samping kiri, sesaat tangan kanannya mulai melaju mengarah selangkangan Mona, dengan pergerakan perlahan-lahan tetapi tentu tangan kanan Erwin menyelusup dalam CD, berasa oleh Erwin kemaluan Mona telah basah, jemari Erwin menggesek-gesek klitoris dengan lembut, gabungan tindakan yang dikerjakan Mona membuat makin mendesah, rintihan enaknya melaju tiada henti dari mulut Mona.
“Oohh..enak..terus..kamu hebat oohh..melayang-layang saya jadinya…puaskan saya..ohh..,”rintih Mona.
Tangan kiri Erwin hentikan laganya serta melaju turun mengarah CD Mona, iapun menarik keluar tangan kanannya, lalu dengan ke-2 tangannya CD Mona mulai dilepaskan perlahan, sesaat ciumannya mulai menjalar turun, waktu bibirnya sampai diselangkangan, CD Mona juga telah turun sampai ke kaki, dengan lembut diangkatnya sedikit kaki kiri hingga CD lepas dari kaki samping kirinya, lalu dia menempatkan kaki Mona di pijakan kaki bangku bar, kemudian dia meregangkan kaki kanannya, selangkangan Mona sedikit terbuka dengan tempat ini, Erwin mulai mejilati kelentit Mona serta terkadang ditingkahi dengan hisapan-hisapan lembut, dua jari tangan kanannya dia masukan dalam rongga kemaluan Mona dengan perlahan-lahan, Mona melenguh karena double action yang dikerjakan oleh Erwin.
“Ohh…Win, sangat nikmat, terus Win, hisap itilku, yach demikian, Oh..,”lenguh Mona, rasakan nikmat yang mengagumkan, tanpa ada diakui panggilan bapak yang dari makan tadi malam dia lontarkan telah bertukar jadi panggilan nama.
“Yach..terus..demikian..oh enak sekali, puaskan saya..Win,” kembali Mona melenguh waktu Erwin mulai mengocok kemaluannya dengan ke-2 jari tangannya serta hisapan-hisapan di kelentitnya.
Pergerakan tangan Erwin yang keluar masuk di kemaluan memek Mona makin jadi, terkadang dia putar-putar jari tangannya, terkadang dia pijat-pijat dinding memek Mona oleh tangannya, sesaat tangannya berlaga mulutnya tidak berhenti menjilati serta menghisap-hisap kelentit Mona.
“Oh..saya tidak tahan , saya ingin keluar, oohhh…nikmaat..sekalii…aaaghhh …aaku..keluar,” Mona mengeluh waktu dia sampai pucuk kenikmatannya.
Sssrrrrr….ssrrrr….sssrrrr….. badan Mona mengejang, serta mengejut-ngejut waktu vaginanya keluarkan cairan kenikmatannya, sesaat tangannya mendapatkan kepala Erwin serta mendesak kepala Erwin mengarah kemaluannya, pantatnya mengejut-ngejut selaras dengan kemaluannya yang menyemburkan lahar kenikmatannya, dinding vagina Mona berkedut-kedut itu yang dirasa oleh tangan Erwin, Erwinpun rasakan tangannya disiram oleh hangatnya cairan kesenangan Mona, serta cairan itu mulai mengalir keluar melalui tangan Erwin.
Erwin selekasnya berdiri sesudah badai nafsu Mona berkurang serta beberapa kejutan badan Mona berhenti, tangan kirinya merengkuh badan Mona, tangan kanannya memegangi dagu lalu diciumi dengan lembut bibir Mona, selanjutnya tangan kanannya bergerak ke payudara, dengan lembut Erwin membelai-belai bulatan serta puting payudara Mona, mendapatkan perlakuan penambahan ini Mona rasakan sensasi yang berlainan daripada umumnya, sisa-sisa kesenangan yang sukses dia capai makin indah ia alami karena perlakuan Erwin ini.
tidak berhenti disana erwin serta justru lebih mejilat lebih ganas serta tanpa ada sadar Mona justru mengusung pantatnya tinggi-tinggi…… mukanya memandangku seperti meminta kepadaku untuk selekasnya masukkan kemaluanku.. pada akhirnya saya mulai kasihan kepadanya. Saya selekasnya cari dompetku serta ambil kondom, kupakai secara cepat serta saya mulai naiki ia, selekasnya kuarahkan kemaluanku ke mekinya. serta perlahan-lahan tetapi tentu kemaluanku ambles semua… ia terlihat menggigit bibir meredam sakit. Sempit memang.. meskipun ia barusan keluarkan sperma.. pelan-pelan mulai ku pompa ia, kutekan serta kutekan hingga kemudian ia mulai mengerakkan kepala kekanan serta kekiri seperti orang kesurupan serta lalu ia berteriak lagi… win.. saya keluuaaar..ahh..ahhh.
Casino Online IndonesiaSaya turunkan kecepatanku… tetapi tiba2 ia bangun serta memintaku untuk di tempat bawah, ia selekasnya menaikiku serta mulai bergerak turun naik. pada tempat ini saya bisa lihat semua badan yang mulus sekalian tanganku tidak henti2nya meremas serta mainkan pentilnya yang coklat kemerah-merahan itu..
Mungkin sebab konsentrasiku terusik dengan memandangi tubuhnya saya mulai rasakan akan selekasnya memuntahkan spermaku… “. saya ingin sampe….” Kataku. “Tahan bentar win, saya ingin keluar lagi”…. Serta ia memompa lebih hebat serta …. dan…. Pada akhirnya saya sampai, cret..cret…. Mona lebih percepat pergerakan serta pada akhirnya ia berteriak…. win.. ahhhhhh…. Serta pada akhirnya ia ambruk ke badanku.
Tubuh kami penuh keringat serta tetapi diam saja serta saya justru memeluknya sekalian pengelus-elus punggungnya. Sesudah sesaat baru ia bangun serta saya lihat ia keluarkan air mata… “Kenapa? ada yang salah”…. Mona cuma menggeleng serta mengajakku ke kamar mandi.
Di kamar mandi kami mandi bersama dengan, sama-sama sabun, sama-sama peluk…. Sesudah usai mandi kami kenakan handuk serta kami duduk di sofa sekalian saya peluk dia….
Saya bertanya “Kenapa nangis ?”…. pada akhirnya ia meminta maaf padaku sampai berlangsung ML denganku. Ia menjelaskan jika ia tidak patut lakukan itu padaku sebab saya ialah suami orang.
Ia meminta padaku untuk janji tidak mengulang hal sama ini. Cukup sekali serta biarkanlah itu menjadi masa lalu indah saja serta saya menurut saja, sebab saya tahu Mona ialah istri dari rekanan kerjaku serta saya menghargai ketetapan ia.
Sesudah tuangkan minuman dalam gelas, Erwin berjalan mengarah Mona yang telah berdiri di meja Bar, diserahkannya gelas yang berisi Champagne ke Mona, selanjutnya Erwin menyampaikan bibir gelasnya ke bibir gelas Mona, mereka juga minum satu teguk minuman itu selanjutnya menyimpan gelas mereka di meja Bar, mereka selanjutnya terjebak pembicaraan mudah, waktu itu Mona baru mengerti tempat berdiri Erwin yang benar-benar dekat sama dianya, aroma tubuhnya yang harum tercium oleh Mona serta meningkatkan rangsangan aneh pada dianya.
Mendadak dengan lembut Erwin mengubah badan Mona, muka mereka demikian bersisihan, Mona rasakan nafas yang keluar dari hidung Erwin menimpa mukanya, dengan lembut Erwin mengusung dagu Mona lalu Erwin mengecup perlahan-lahan bibir Mona, Mona rasakan getaran aneh yang mengalir waktu bibirnya tersentuh oleh bibir Erwin, matanya terpejam mulutnya sedikit terbuka, Erwin yang lihat ini tersenyum, selanjutnya dia mengecup kembali bibir Mona dengan lembut, diteruskan dengan jepitan bibirnya kebibir sisi bawah, disedotnya bibir sisi bawah hingga membuat Mona mendesah.
“Ohhhh…,” Mona mendesah.
Erwin meneruskan laganya dengan melumat semua bibir, lidahnya mulai menerobos masuk ke rongga mulut Mona, selanjutnya lidahnya menari di dalam rongga mulut. Mona membalas dengan menyentuhkan lidahnya kelidah Erwin, lidah mereka menari bersentuhan di dalam rongga mulut Mona.
Sekalian masih mencumbu mulut Mona, tangan Erwin mulai berlaga, diraihnya ikatan tali gaun Mona lalu dia tarik, serta dia bebaskan ikatannya, dengan perlahan-lahan tetapi tentu gaun yang dipakai oleh Mona mulai melaju perlahan-lahan kebawah kakinya, sekarang cuma CD hitam yang masih menempel ditubuh Mona, ke-2 tangan Erwin perlahan mulai turun dari leher yang tahap mengarah ke-2 bukit kembar, sesudah ke-2 bukit kembar Mona ada dalam genggamannya Erwin mulai meremas-remas ke-2 payudara, yang terkadang ditingkahi oleh pilinan-pilinan lembut di ke-2 puting susunya.
“Hhhmpp…ssshhh…oohh…,”desah Mona rasakan enaknya sentuhan serta remasan tangan Erwin di ke-2 payudaranya, pemikiran sehatnya telah dipengaruhi oleh rangsangan obat serta belaian jemari Erwin, dia tidak memperdulikan jika suaminya sedang tertidur diruangan samping serta mungkin dapat bangun setiap saat.
Tindakan Erwin makin jadi, ia paham jika Mona telah dalam dampak obat perangsang yang dia beri barusan, serta dia pun tidak takut akan suaminya yang dapat bangun setiap saat, sebab ia paham jika suaminya tidak bangun sampai esok pagi, obat tidur yang dia beri barusan cukup membuat orang akan tertidur sampai 20jam, jadi dia akan punyai peluang untuk nikmati badan indah istri clientnya ini sampai senang.
0 Komentar untuk "Mona Istri Temanku Yang Hyper"